Keutamaan Bacaan Hauqola

𝗞𝗲𝘂𝘁𝗮𝗺𝗮𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝗮 𝗛𝗮𝘂𝗾𝗼𝗹𝗮𝗵 (𝗟𝗮𝗮 Ha𝘂𝗹𝗮 𝗪𝗮𝗹 𝗮𝗮 𝗤𝘂𝘄𝘄𝗮𝘁𝗮 𝗜𝗹𝗹𝗮𝗮 𝗕𝗶𝗹𝗹𝗮𝗵) (Ibnu Abdillah Al-Katibiy, 23-08-2024. Sambil menunggu belanjaan di Pasar) Hauqolah merupakan kunci pembuka tiap sesuatu yang tertutup, bagian dari gudangnya surga, kunci cepatnya terkabulnya doa dan harapan, penolakan musibah, penolak kefaqiran, penawar segala penyakit, penghancur sihir dan kejahatan, penenang hati, pelapang dada, kemudahan rezeki, dipercepat jodoh, pemudah segala urusan dan pengampunan dosa. Seandainya seorang mukmin yang sedang ada hajat atau bingung atau waswas, mengetahui rahasia dan kekhususan yang ada dalam kalimat agung ini, niscaya lisan mereka tidak akan pernah kering dari membaca kalimat ini. Bacalah dengan hati yang memahami maknanya dan ulangi dengan keyakinan hati..! - Laa Haula ; tidak ada daya (untuk menjauhi kemaksyiatan) - Wa Laa Quwwata ; dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan) -' Illaa billah ; kecuali dengan penjagaan dan pertolongan Allah Ta’ala. Kita tidak memiliki daya untuk memberikan manfaat, dan tidak ada kekuatan untuk menolak bahaya kecuali dengan pertolongan Allah Ta'ala. Semua kekuasaan milik Allah, maka pasrahlan semuanya kepada Allah dalam hati kita. Apapun usaha yang kita lakukan untuk kemaslahatan dunia ataupun akherat, libatkan Allah di dalamnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : إذا قالَ العَبدُ : «لا حَولَ ولا قُوَّةَ إلّا بِاللّهِ» فَقَد فَوَّضَ أمرَهُ إلَى اللّهِ ، وحَقٌّ عَلَى اللّهِ أن يَكفِيَهُ “ Jika seorang hamba mengucapkan ; Lahaula wala quwwata illa billah, makai a telah memasrahkan urusannya kepada Allah, dan hak bagi Allah mencukupinya “. Perbanyaklah membaca kalimat luhur ini di manapun kita berada dan bagaimanapun keadaan kita, karena berapa banyak dengan keberkahan kalimat suci ini, telah Allah batalkan sihir, hilangkan kedengkian orang lain dari kita, telah Allah tunaikan hutang kita, telah Allah lapangkan kesedihan kita, telah Allah sembuhkan sakit kita, telah Allah buka segala pintu kebaikan untuk kita. Imam Ghazali dalam kitabnya Al-Ibriz menampilkan riwayat berikut : Ibnu Qutaybah berkata: Seorang laki-laki dari Bani Tamim berbicara kepadaku ; كان لي غلام وكنت أحبه فَأَنْفَدْتُهُ ) ليلاً يبتاع لي أُدْماً ، فذهب يلعب مع الصبيان عند غروب الشمس فَصُرِعَ، فَحُمِلَ إِليَّ فقلت له: يا هذا مالك مع ولدي؟، فقال الجان بلسان فصيح هو وقت خلوتنا، أوليس قال رسول الله ﷺ : (احْفَظُوا صبيانكم عند غروب الشمس) ؟ ، فقلت: بلى، فقال: ما بالك أرسلته يلعب؟، فقلت: ما أرسلته إلا ليشتري لي أدما، اخرج منه بلا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم . فقال : النار النار، وخرج عنه “ Aku mempunyai seorang anak laki-laki dan aku mencintainya, maka aku menyuruhnya pergi pada suatu malam untuk membeli lauk untukku, maka dia pergi bermain dengan anak-anak lainnya ketika matahari terbenam, lalu dia kesurupan, maka dia dibawa kepadaku, dan aku berkata kepadanya: Hai ini, ada apa kamu dengan anakku ini ? Maka jin itu menjawabnya dengan lisan yang fasih, " Ia adalah masa pengasingan kami, bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: (Jagalah anak-anakmu ketika matahari terbenam)? " Lalu aku berkata: Ya, dan jin itu berkata: " Mengapa kamu menyuruhnya bermain? Aku berkata: Aku hanya mengutus dia untuk membelikanku lauk saja, keluar kau dengan Lauhaula walaa quwwata illa billah..!" . Dia berkata: api.. api.." dan dia pergi. ". Riwayat ini juga menjadi hujjah bahwa ; 1. Adanya jin yang merasuki tubuh manusia dan menjadikannya kesurupan meskipun kepada anak kecil. Bukti yang sangat terang benderang. 2. Bacaan Quran dan dzikir membuat jin kepanasan atau terbakar. Bukti yang sangat jelas sejelas matahari di siang hari. Maka jika ada orang idiot mengatakan akidah orang yang meyakini bacaan Quran dapat membakar jin adalah akidah dungu, maka jelas menyalahi mayoritas ulama Aswaja. Beranikah mengatakan Imam Ibnu Qutaibah dan imam Ghzali berakidah dungu ??