Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2024

Alhikam Maqolah 70

Alhikam Maqolah 70 Syaich Ibnu Atho'illah dawuh ٧٠- مَنْ وجَدَ ثمَرَة َعملِهِ عاَجِلا ً فَهُو دَليلٌ علٰى وُجودِ القبولِ اٰجِلا ً Barangsiapa yg dapat merasakan buah dari amal ibadahnya di dunia ini, maka itu dapat dijadikan tanda diterimanya amal itu oleh Allah di akhirat. ----------+++++++ Manis dan lezatnya amal itu sebagai tanda diterimanya amal tersebut oleh Allah yg di wujudkan di dunia. Itu sebagai bukti adanya pembalasan di akhirat. Apabila hamba sudah merasakan manisnya amal, maka jangan sampai berhenti atau condong dengan amal tersebut. Dan juga jangan sampai beramal demi mendapatkan manis dan lezatnya amal karena itu kepentingan nafsu. Dan karena maksud yg seperti itu bisa merusak keikhlasan ibadah. Jadi rasa manis dan enaknya ibadah itu hanya menjadi ukuran untuk membenarkan amal dan membenarkan tingkahnya hati. Syaikh Atabah al-Ghulam berkata: ”Aku melatih diri shalat malam dua puluh tahun, setelah itu baru aku merasakan nikmat bangun malam.” Syaikh Tsabit al...

Alhikam Maqolah 68

Alhikam Maqolah 68 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٨-مَنْ رَاَيْتـَهُ مُجِيْباً عنْ كُلِّ ماَ سُـئِلَ وَمُعَبَِّراً عَنْ كُلِّ مَا شـَهِدَ وَذاكِراً كُلَّ ماَ علمَ فاَسْتَدِلَّ بذَٰ لكَ عن وجُودُ جَهلِهِ "Barangsiapa yg kau liahat selalu menjawab segala pertanyaan, dan menceritakan segala sesuatu yg telah dilihat (mata hatinya), dan menyebut segala apa yg ia ingat (ketahui), maka ketahuilah bahwa yg demikian itu adalah tanda kebodohan orang itu ." ------++++++++ Menjawab segala pertanyaan yg berhubungan dengan ilmu batin yg dituangkan oleh Allah ke dalam hati orang² ‘Arifin, menunjukkan adanya kebodohan, demikian pula jika menceritakan segala yg dilihat, sebab semua itu berupa rahasia Allah yg diberikan kepada seorang hamba-Nya, maka jika diterangkan kepada bukan ahlinya, hanya akan menjadikan bahan ejekan dan pendustaan belaka. Karena itu yg menerangkan/menceritakan termasuk orang yg bodoh. Para ulama’ sufi mengatakan: Hati orang merdeka itu kuburan dari Sirr (rahasia Ketuh...

Alhikam Maqolah 69

Alhikam Maqolah 69 Syech IbnuAthoillah dawuh : ٦٩- اِنّماَ جَعلَ الدَّرالاَخِرَة َ مَحَلاّ ًّ لِجَزَاءِ عِباَدِهِ المُوءْمنينَ لاَِنَّ هٰذ هِ الدَّارَ لاَ تَسَعُ ماَ يُرِيدُ انْ يُعْطيَهُم وَلاَنَّهُ اَجلَّ اَقداَرَهُمْ عنْ اَنْ يُجاَزيَهُِم في داَرِِ لاَبَقاَءَ لهاَ "Sesungguhnya Allah menjadikan akhirat untuk tempat pembalasan bagi hamba yg mukmin, sebab dunia ini tidak cukup untuk tempat apa yg akan diberikan kepada mereka, juga karena Allah sayang akan memberikan balasan pahala mereka di tempat yg tidak kekal." --------------+++++ Allah Ta'ala berfirman: “Aku telah menyediakan untuk hamba-Ku yg shaleh, apa² yg belum pernah dilihat oleh mata, atau didengar oleh telinga atau tergerak dalam hati manusia.” Rosululloh Saw. bersabda: “Sesungguhnya tempat pecut kuda di dalam surga lebih berharga (lebih baik) dari pada dunia dan semua isinya.” Syaikh Abdullah asy-Syarqawi menjelaskan: Dunia tidak bisa menampung segala kenikmatan indrawi maupun maknawi. Pertama, karena du...

Alhikam Maqolah 67

Alhikam Maqolah 67 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٧ - قَوْمٌ أَقَامَهُمُ الْحَقُّ لِخِدْمَتِهِ وَقَوْمٌ اِخْتَصَّهُمْ بِمَحَبَّتِهِ ، " كُلًّا نُمِدُّ هَؤُلَاء وَهَؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا" "Ada orang² yg Allah tetapkan untuk melayani-Nya. Ada pula orang² yg Allah pilih untuk mencintai-Nya. “Kepada tiap² golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidaklah terbatas.” (QS. Al-lsra’ (17): 20) ----+++++++++ Allah sendiri yg memilih hamba-Nya, ada yg dipilih untuk melaksanakan ibadah yg lahir, ialah para " ‘abidin dan zahidin " yang sibuk beribadah. Ada pula yg dipilih oleh Allah untuk mencintai Nya. mereka di sebut "‘arifin dan muhibbin " yang tidak ada tempat hati mereka kecuali dzikrullah semata-mata. Merasakan dunia ini kosong tidak ada apa² kecuali Allah yg menciptakan dan melaksanakan segala sesuatunya. Kedua duanya pilihan...

Alhikam Maqolah 66

Alhikam Maqolah 66 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٦- إِذَا رَأيْتَ عَبْداً أقَامَهُ اللهُ تَعَالَى بِوُجُوْدِ اْلْاَوْرَادِ وَأدَامَهُ عَلَيْهَا مَعَ طُوْلِ الْاِمْدَادِ فَلاَ تَسْتَحْقِرَنَّ مَا مَنَحَهُ مَوْلاَكَ لأَِنَّكَ لَمْ تَرَ عَلَيْهِ سِيْمَا الْعَارِفِيْنَ وَلاَ بَهْجَةَ الْمُحِبـِّيْنَ . فَلَوْلاَ وَارِدٌ مَا كَانَ وِرْدٌ "Jika kau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, sampai lama tidak juga menerima karunia (keistimewaan) dari Allah, maka jangan kau remehkan pemberian Tuhan kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif, atau keindahan orang cinta pada Allah, sebab sekiranya tidak ada warid (karunia Allah), maka tidak mungkin adanya wirid. "ۜ --------++++++         Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam : Abraar dan Muqarrabin. Adapun hamba yang muqarrabin itu, maka mereka yang telah dibebaskan dari kepentingan dunia, yang hanya sibuk menunaikan ibadat kepada Tuhan, karena merasa sebagai hamba ya...

Alhikam Maqolah 65

Alhikam Maqolah 65 Syech Ibnu Athoillah dawuh: ٦٥- مِنْ جَهْلِ المُرِيدُ اَنْ يَنسِىْءَ الاََدَبَ، فَتُؤَخَّرُ العُقـُوْبَةُ عَنْهُ فَيَقوُلُ، لَوْكاَنَ هٰذَا سُوْءَ اَدَبٍ لَقطَعَ الاِمْدَادُ وَاَوْجَبَ الْاِبْعَادُ، فَقَدْ يَقْطَعُ المَدَدُ عنهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَشْعُرُ ولَولَمْ يَكُنْ اِلَّا منْعَ المَزِيدِ. وقدْ يُقاَمُ مقاَمَ البُعْدِ وهُوَ لاَيَدْرِي ولَولَمْ يَكُنْ الاَّ اَنْ يُخَلِّيَكَ وَماَتُرِيْدُ. “Termasuk kebodohan seorang  murid adalah jika ia berbuat su’ul adab (salah),lalu tidak langsung dihukum  sehingga ia berkata: Andai kata ini termasuk su’ul adab (salah) maka pasti bantuan Allah akan terputus dan pasti sudah jauh. Kadang kadang bantuan Allah itu terputus, tapi tidak  dirasakan oleh si murid, meskipun hanya berupa tidak adanya tambahan yang baru (tidak ada kemajuan). Adakalanya juga seorang sudah jauh dari Allah  tetapi ia tidak merasakan, meskipun hanya dengan cara dibiarkan mengikuti hawa nafsunya. -------++++++++++ Putusnya bantuan dari Allah adalah awal dari h...

Hukum Menggadaikan KTP

Hukum menggadaikan KTP Alfaqir pernah melihat transaksi gadai dg jaminan berupa KTP disebuah lembaga keuangan mikro. Gadai merupakan suatu transaksi dimana pihak orang yg hutang menjadikan satu barang sebagai jaminan , agar sewaktu waktu orang yg hutang ini berhalangan melunasi hutangnya barang jaminan ini dapat dijual utk pelunasan hutang tsb sesuai kesepakatan. Sehingga dg jaminan ini dimaksud agar dikemudian hari tidak ada pihak yg dirugikan. Inilah cara fiqih melindungi harta benda orang ( hifdhul mal ) Karenanya barang jaminan harus merupakan barang yg sah dijual belikan. Pernyataan ini sesuai dg rumusan fiqih yg dituangkan dlm Al hawil Kabir berikut : وما جاز بيعه جاز رهنه يعني أن كل شيء كان بيعه جائزا كان رهنه جائزا . وكل شيء لم يجز بيعه لم يجز رهنه Tarjamah : barang yg sah dijual belikan sah pula digadaikan , yakni : sesungguhnya segala sesuatu yg sah dijual belikan maka sah pula digadaikan, dan sesuatu yg tidak sah dijual belikan maka tidak sah pula digadaikan. Senada...

Alhikam Maqolah 65

Alhikam Maqolah 65 Syech Ibnu Athoillah dawuh: ٦٥- مِنْ جَهْلِ المُرِيدُ اَنْ يَنسِىْءَ الاََدَبَ، فَتُؤَخَّرُ العُقـُوْبَةُ عَنْهُ فَيَقوُلُ، لَوْكاَنَ هٰذَا سُوْءَ اَدَبٍ لَقطَعَ الاِمْدَادُ وَاَوْجَبَ الْاِبْعَادُ، فَقَدْ يَقْطَعُ المَدَدُ عنهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَشْعُرُ ولَولَمْ يَكُنْ اِلَّا منْعَ المَزِيدِ. وقدْ يُقاَمُ مقاَمَ البُعْدِ وهُوَ لاَيَدْرِي ولَولَمْ يَكُنْ الاَّ اَنْ يُخَلِّيَكَ وَماَتُرِيْدُ. “Termasuk kebodohan seorang murid adalah jika ia berbuat su’ul adab (salah),lalu tidak langsung dihukum sehingga ia berkata: Andai kata ini termasuk su’ul adab (salah) maka pasti bantuan Allah akan terputus dan pasti sudah jauh. Kadang kadang bantuan Allah itu terputus, tapi tidak dirasakan oleh si murid, meskipun hanya berupa tidak adanya tambahan yang baru (tidak ada kemajuan). Adakalanya juga seorang sudah jauh dari Allah tetapi ia tidak merasakan, meskipun hanya dengan cara dibiarkan mengikuti hawa nafsunya. -------++++++++++ Putusnya bantuan dari Allah adalah awal d...

Alhikam Maqolah 64

Alhikam Maqolah 64 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٤- خَفْ مِنْ وُجُوْدِ إِحْسَانِهِ إِلَيْكَ وَ دَوَامِ إِسَاءَتِكَ مَعَهُ أَنْ يَكُوْنَ ذلِكَ اسْتِدْرَاجًا لَكَ.." { سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَیۡثُ لَا یَعۡلَمُونَ } "Takutlah jika Alloh memebrimu anugerah, sementara engkau selalu melakukan perbuatan maksiat, jangan jangan itu "istidraj "Nya kepadamu. " Akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui." -------++++++"" Sebagian tanda istidrāj adalah ketika kau berbuat kejelekan, ni‘mat untukmu malah bertambah, rezekimu semakin bertambah banyak, sementara engkau lupa bersyukur, lupa bertaubat kepada Allah. Istidraj, ialah mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa kemudian dibinasakan, juga berarti memperdaya. Firman Allah Ta'ala: { فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَیۡهِمۡ أَبۡوَ ٰ⁠بَ كُلِّ شَیۡءٍ حَتَّىٰۤ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَاۤ أُوتُوۤا۟ أَخَذۡنَـٰهُم ب...

Alhikam Maqolah 63

Alhiiam Maqolah 63 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٣- مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النّّعَمَ فَقَدْ تعَرَّصَ لِزَوَالِهاَ . وَمَنَْ شَكَرَهَا فَقَدْ قَّيَّدَ بِعِقَالِهَا " Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat maka dia berusaha menghilangkanya.Dan barang siapa mensyukurinya maka dia mengikatnya dengan tali yang kuat." --+-+++++++ Bagaimana Bersyukur ? Bersyukur ada tiga : Pertama , syukur hati dengan mnyadari sepenuh hati bahwa nikmat itu dari Alloh.. وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰه “Segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Alloh ." (Q.S An-Nahl:53) Kedua, Syukur lisan, dengan banyak mengucap Alhamdulillah, lebih-lebih ucapan pujian itu kita panjatkan dengan sepenuh hati. Hamdalah singkat katanya namun sarat akan makna, mengandung pengakuan bahwa segala puji itu hanya milik Allah semata. Termasuk syukur lisan ialah menceritakan, menampakkan dan menyiarkan nikmat tersebut. Allah Ta’ala berfirman: وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ Terhadap n...

Keutamaan Bacaan Hauqola

𝗞𝗲𝘂𝘁𝗮𝗺𝗮𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗵𝗮𝘀𝗶𝗮 𝗛𝗮𝘂𝗾𝗼𝗹𝗮𝗵 (𝗟𝗮𝗮 Ha𝘂𝗹𝗮 𝗪𝗮𝗹 𝗮𝗮 𝗤𝘂𝘄𝘄𝗮𝘁𝗮 𝗜𝗹𝗹𝗮𝗮 𝗕𝗶𝗹𝗹𝗮𝗵) (Ibnu Abdillah Al-Katibiy, 23-08-2024. Sambil menunggu belanjaan di Pasar) Hauqolah merupakan kunci pembuka tiap sesuatu yang tertutup, bagian dari gudangnya surga, kunci cepatnya terkabulnya doa dan harapan, penolakan musibah, penolak kefaqiran, penawar segala penyakit, penghancur sihir dan kejahatan, penenang hati, pelapang dada, kemudahan rezeki, dipercepat jodoh, pemudah segala urusan dan pengampunan dosa. Seandainya seorang mukmin yang sedang ada hajat atau bingung atau waswas, mengetahui rahasia dan kekhususan yang ada dalam kalimat agung ini, niscaya lisan mereka tidak akan pernah kering dari membaca kalimat ini. Bacalah dengan hati yang memahami maknanya dan ulangi dengan keyakinan hati..! - Laa Haula ; tidak ada daya (untuk menjauhi kemaksyiatan) - Wa Laa Quwwata ; dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan) -' Illaa billah ; kecuali ...

Alhikam Maqolah 62

Alhikam Maqolah 62 Syaich Ibnu Athoillah dawuh: ٦٢- مَنْ لَمْ يُقْبِل عَلَی اللّٰهِ بِمُلَاطَفَاتِ الْاِحْسَانِ قُيِِّدَ اِلَيْهِ بِسَلَاسِلِ الْاِمْتِحَانِ. Barang sispa tidak menghadap Allah dengan lembutnya kenikmatan,,,maka di seretpaksa (menghadapNya) dengan ujian. ------++++++ Kenikmatan yang di berikan Alloh kepada hambanya adalah undangan Nya. Untuk mendekat dan mengahadap kepadaNya dengan bersyukur dan mentaatiNya. Dengan sukarela .Untuk selanjutnya hamba yang syukur di masukan dalam keluasan nikamat yang terus bertambah tiada habisnya. Apabila hamba yang di undang Alloh dengan kenikmatan tidak mau mendatangi Nya.Bahakan sibuk mengurus nikmat lalu berpaling dariNya, maka Alloh memkasa nya menghadap, dengan paksa diberikan ujian, hilangnya kenikmatan mengalami kesulitan yang tiada habisnya .Lalu di situlah dia menghadap Alloh,memohon pertolongan Nya.menyadari kesalahnya mamsuki pengapunannya.Alloh membuktikan kenyataan kepada hamba ini, bahwa tidak ada yang bisa Men...

Kemerdekaan

Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٦٠- اَنْتَ حُرٌّ مِمَّا اَنْتَ عَنْهُ آيِسٌ وَاَنْتَ عَبْدٌ لِمَا اَنتَ لَهُ طَامِعٌ. Kamu bebas merdeka dari apapun yang kamu tidak berharap padanya . Kamu menjadi budak segala sesuatu yang kamu berharap padanya. ---++++ Kalau kita berharap kpada uang maka kita akan menjadi budaknya uang dan segala hal yang berkaitan dengan uang. Kita harus tunduk kepada yang memberi uang . Harus menjaga segal hal yang kita anggap mendatangkan uang. Kita akan di perbudak oleh semua yang berhubungan dengan uang.... Itulah perbudakan...artinya keinginan kita memperbudak diri kita. Bukan berarti kita tidak punya harapan. Tetapi kepada apa dan siapa kita berharap.. Bagi orang mukmin , berharap hanya kepada Alloh . Hanya Alloh Yang Bisa dan Kuasa memenuhi harapan kita. Selain Alloh, apapun dia, tidak bisa memenuhi harapan kita,karena dia sendiri tidak bisa memenuhi harapannya sendiri.Kalau memenuhi harapanya sendiri tidak bisa bagaimana bisa memenuhi harapan orang lain...

Alhikam Maqolah 60

Alhikam Maqolah 60 Syech Ibnu Athoillah dawuh: ٦٠- مَاقَادَكَ شَيْءٌ مِثْلُ الْوَهْمِ. "Tiada suatupun yang mendektemu sekuat "al wahm" ( angan angan /ilusi)" -----++++++ Yang menyeret kita mengnginkan sesuatu kepada selain Alloh itu hanya " Wahm " atau anggapan .Anggapan bahwa makhluq yang kita harapkan ltu punya kemampuan untuk memenuhi keinginan kita.. sehingga kitaۢۢۢ "tamak " berharap kepada makhluq .Merengerengek minta tolong kepada makhluq .Akhirnya mejadi hina di hadapan makhluq. Bahkan sampai menyembah dan mengagungkan makhluq. Sebagai perumpamaan..pembeli di toko...mengharap kemurahan harga kepada pejaga toko...Pembeli itu menganggap pejaga itu yang bisa memberi kemurahan. Pembeli ini meminta minta kepada penjaga toko supaya mendapat kemurahan.Padahal yang bisa memberi kemurahan itu pimilik toko bukan penjaga toko. Kalau pembeli ini kenal dan akrab dengan pemilik toko tidak perlu memita meminta kepada penjaga toko, maka lan...

Alhikam Maqolah 59

Alhikam Maqolah 59 Syech Ibnu Athoillah dawuh: ٥٩- مَابَسَقَتْ اَغْصَانُ ذُلٍّ اِلَّاعَلَی بَذْرِ طَمَعٍ " Tidaklah bercabang (berkembang) kehinaan kecuali dari benih thoma' ( menginginkan sesuatu dari makhluq ) -----+++ Tamak itu menginginkan sesuatu yang ada pada Makhluq. Sedangkan Makhluq itu tidak punya apa apa. Bahkan apapun yang ada pada makhluq itu milik Alloh. Manusia itu lebih mulia dari makhluq yang lain. Karena manusia di jadikan kholifahNya. Yang lain hanya menjadi milikNya. Karena itu manusia di tugasi Alloh untuk mengurus yang lain. Perumpamaanya ,tuan rumah,pembantu dan rumah. Tuan rumah itu pemilik rumah. Pembantu itu yang di tugasi nengurus rumah. Rumah itu milik tuan rumah. Pembantu itu kalau mengurus rumah jangan kepingin sesuatu atau minta sesuatu kepada rumah..tetapi minta kepada Tuan rumah. Kalu sudah berbuat baik kepda rumah jangan minta gaji kepada rumah. . Biar tuan rumah yang menggajinya. Kita itu kholifah ,petugasnya Alloh.Maka jangan mengharap...

Al Hikam Maqolah 58

Alhikam Maqolah 58 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٥٨- قَطَعَ السَّائِرِيْنَ لَهُ وَالْوَصِلِيْنَ اِلَيْهِ عَنْ رُؤْيَةِ اعْمَالِهِم وَشُهُوْدِ اَحْوَالِهِمْ ، اَمَّا السَّائِرِوْنَ لَهُ فَلِاِنَّهُمْ لَمْ يَتَحَقَّقُوْا الصّّدْقَ مَعَ اللّٰهِ فِيْهَا ، وَاَمَّ الوَاصِلُوْنَ اِلَيْهِ فَلِاَنَّهُ غَيَّبَهُمْ بِشُهُدِهِ عَنْهَا. " Alloh memutus As Saa'irun (orang orang yang menuju Nya) dan Al Waashilun (orang orang yang sampai kepadaNya) , dari melihat amal mereka dan memperhatikan ahwal mereka. Bagi " as sa'irun " karena belum benar benar bersama Alloh dalam amal dan ahwalnya. Bagi " al washilun " karena tenggelam dalam musyahadah kepada Alloh sehingga tidak mampu melihat selain Alloh. ------++++++ Assa'irun , para murid yang sedang menuju Alloh,, tidak memperdulikan amal dan ahwal mereka karena mereka merasa belum benar benar ikhlas menuju Alloh..Mereka merasa amalnya masih banyak kekurangan dan cacat, tidak bisa bisa di andalkan..Mereka hanya meng...

Al Hikam Maqolah 57

Alhikam Maqolah 57 Syech IbnuAthoillah dawuh: ٥٧- لاَتُفْرِحْكَ الطَّاعَةُ لِاَنَّهَا بَرَزَتْ مِنْكَ . وَافْرَحْ بِهَالِاَنَّهَا بَرَزَتْ مِنَ اللّٰهِ اِلَيْكَ " { قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَ ٰ⁠لِكَ فَلۡیَفۡرَحُوا۟ هُوَ خَیۡرࣱ مِمَّا یَجۡمَعُونَ } "Janganlah gembira ketika menjalani ketaatan karena (merasa) ketatan itu muncul darimu.Bergembiralah karena ketaatan itu datang dari Alloh untukmu. "Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” --+++++ Kegembiraan menjalani ketaatan ada dua model : Pertama, bergembira disebabkan ketataan yang ia perbuat semata-mata berasal dari Allah, sebagai nikmat dan karunia dari-Nya. Kegembiraan ini merupakan kegembiraan yang terpuji, yang diperintah kepada seorang hamba. Kegembiraannya itu sebagai tanda syukur atas nikmat-Nya. Kegembiraan yang demikian ini akan terus bertambah , oleh anugerah Alloh yang tak ada...

Al Hikam Maqolah 56

Alhikam Maqolah 56 Syech Ibnu Athoillah dawuh: ٥٦- اَلنُّوْرُ لَهُ الْكَشْفُ وَالْبَصِيْرَةُ لَهَا الْحُكْمُ واْلْقَلْبُ لَهُ الْاِقْبَالُ والْاِدْبَارُ. "NUR (Cahaya ilahi ) untuk menampakan . Bashiroh ( mata hati ) untuk menetapkan. Qalbu (hati ) untuk menerima atau menolak. -----++++++ Dengan CAHAYA ,yang palsu nampak palsu, yang asli nampak asli. Yang benar kelihatan benar . Yang buruk tampak buruk. Yang baik tampak baik..itulah kasyaf. Dengan kasyaf itu ,mata hati ( Bashiroh) bisa memastikan dan menetapkan , Iman itu benar kafir itu salah. Taat itu benar ..Maksiat itu salah. Tetapi semua keputusan itu di laksanakan atau di tinggalkan,tergantung HATI. Hatilah yang melaksanakan atau meninggalkan keputusan itu. Kalau Hati menenrima maka keputusan di jalanakan. Kalau hati menolak maka keputusan itu di tinggalkan...Contohnya, Kita yang mendapatkan cahaya ilmu tentang sedekah,jadi ngerti bahwa sedekah itu baik, kikir itu buruk.Setelah tahu , selanjutnya BASHIROH (...

Rosululloh Saw Pemimpin yang Menerangkan bahwa Meminta-minta Boleh di saat Darurat

🕌 *Rosululloh Saw Pemimpin yang Menerangkan bahwa Meminta-minta Boleh di saat Darurat.* أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالْيَدُ السُّفْلَى السَّائِلَةُ 👳🏼 Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah] dari [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar] bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: -Beliau menyebutkan tentang sedekah dan enggan untuk meminta-minta-: *"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah orang yang berinfak dan tangan yang di bawah adalah orang yang meminta-minta."* 🧕🏼 Pesan: 1. Kapankah *seseorang boleh meminta-minta* (posisi tangan di bawah)? 2. Benar, *di saat ia sangat miskin, ditimpa musibah dan memikul beban berat di luar bata...

Al Hikam Maqolah 54

Alhikam Maqolah 54 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٥٤- أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدُ لِيُخْرِجَكَ مِنْ سِجْنِ وُجُوْدِكَ إِلَى فَضَاءِ شُهُوْدِكَ "Allah mendatangkan "WARID; kepadamu untuk mengeluarkanmu dari penjara wujudmu dan membawamu ke angkasa penyaksianmu ." ----+++++++ Makna “penjara wujud” ialah kungkungan sifat-sifat kita, yang menghambat penyaksian Kepada Alloh., ibarat penjara yang membatasi gerak para narapidana. Maksud “angkasa penyaksian” adalah kesempatan kita, menyaksikan Alloh. Ia diumpamakan dengan ruang angkasa yang tiada batas dan tanpa ada yang menghalangi pandangan mata. Ada Ulama ' berkata: “Penjaramu adalah dirimu sendiri. Jika kau keluar dari sana, kau akan mengalami kebahagiaan yang abadi.” Hikmah ini menegaskan bahwa pemilik "WARID" itu hanya satu. Yaitu Alloh. Demikian pula buahnya, yaitu datang ke Hadirat-Nya. Hikmah ini juga bisa diartikan bahwa Allah selalu melimpahkan "Warid "ۢ agar kita sampai kepada-Nya. D...

Al Hikam Maqolah 53

Alhikam Maqolah 53 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٥٣- أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِيَتَسَلَّمَكَ مِنْ يَدِ الْأَغْيَارِ وَ لِيُحَرِّرَكَ مِنْ رِقِّ الْآثَارِ "Allah mendatangkan " WARID " kepadamu, untuk menyelamatkanmu dari cengkeraman materi dan membebaskanmu dari perbudakan hawa nafsu." ------+++++++ Materi dan hawa nafsu akan merampas kebebasanmu bila kau begitu mencintai dan bergantung padanya. Oleh karena itu, Allah memberimu " WARID " yang dapat menyelamatkanmu dari cengkeraman materi dan membebaskanmu dari perbudakan hawa nafsu. Dengan begitu, tak akan ada lagi kesempatan bagi makhluk untuk menguasaimu sehingga kau hanya pasrah kepada Allah dan layak untuk hadir ke hadapan-Nya.

Al Hikam Maqolah ke 52

 Alhikam Maqolah 52 Syech Ibnu Athoilkah dawuh: ٥٢- اِنّمَا اَوْ رَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِتَكوْنَ بِهِ اِلَيْهِ وَارِدًا "Allah mendatangkan " WARID " kepadamu ,tak lain agar kau mendatangi-Nya."  ------+++++++" Yang dimaksud dengan "WARID" adalah : Ilmu dan cahaya pengetahuan, atau kemauan yang datang dari Allah, langsung , bukan dari pikiran dan  keinginan . Atau cahaya yang membuat hati lapang dan bersinar terang. Dengannya, hati bisa melihat kebenaran sebagai kebenaran dan melihat kebatilan sebagai kebatilan. Atau  juga merupakan penampakan Ilahi yang masuk ke dalam hati meski seorang hamba tidak merasakannya karena keburukan sifat-sifat kemanusiaannya. Terkadang, WARID disebut juga dengan hal (keadaan batin). Semuanya datang kepadamu agar kau bisa menuju ke hadirat Ilahi. Namun, untuk sampai ke hadirat Allah, hati harus bersih dan suci dari segala kekotoran. Termamsuk bersih dari pengakuan pengkuan diri...La haula walaquwwata illa billah.