Syech Ibnu Athoillah dawuh
٧٣- مَا الْعَارِفُ مَنْ إِذَا أَشَارَ وَجَدَ الْحَقَّ أَقْرَبَ إِلَيْهِ مِنْ إِشَارَتِهِ بَلِ الْعَارِفُ مَنْ لَا إِشَارَةَ لَهُ لِفَنَائِهِ فِيْ وُجُوْدِهِ وَانْطِوَائِهِ فِيْ شُهُوْدِهِ
"Bukannya orang yang Arif itu yang bila ia menunjuk sesuatu ia merasa bahwa Allah lebih dekat kepadanya dari isyaratnya, tetapi orang arif itu ialah orang yang tidak ada baginya isyarat karena merasa dirinya lenyap dalam Wujud Allah dan merasa diliputi oleh pandangan kepada Allah."
------+++++++
SIAPA yang masih punya pandangan kepada selain Allah, maka belum sempurna sebagai seorang arif. Tetapi seorang arif yang sesungguhnya ialah yang merasakan kepalsuan segala sesuatu selain Allah sehingga pandangannya hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Ia merasa segala sesuatu selain Allah tidak ada. Ia menyaksikan Allah dengan penyaksian yang melenyapkan lainnya, bahkan juga melenyapkan dirinya sendiri.
Atau dengan ungkapan lain, orang arif itu ialah orang yang berhubungan dengan dunia dan sebab-sebab dunia, tetapi tidak melihat dirinya kecuali bersama Allah. Sebab, bukan semua arif, atau umumnya disebut wali, dari golongan ahli tajrid saja ..Mereka juga ada yang bekerja mencari nafkah dan bekerja untuk mencukupi keluarganya. Bedanya dengan manusia lain, ia berurusan dengan manusia, tapi hatinya tetap bersama Allah. Walau dalam pasar, hatinya tetap bermunajat kepada Allah.
Waloohu A'lam.
Bagi yang sudah pernah ngaji di pesantren, atau pernah diajar sama lulusan pesantren, atau pernah ngaji di diniyah/madrasah, tentu kenal banget dengan kitab adab ta’limul muta’allim dan akhlaq yang bagus banget ini. Kitab ini berisi nadhom-nadhom yang diartikan dalam bahasa jawa, arti dan penjelasannya bener-bener sangat mengena dan bisa memperbaiki akhlak anak yang belajar mengaji. Saat ini sudah tersedia kitab alala Pdf yang bisa kalian download di Internet, dan kalau kalian baca kitab ini, meskipun singkat, tapi isinya sebenarnya penting banget buat dipelajari bagi anak-anak kecil yang belajar mengaji. Rasul sendiri diutus untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak. Ibadah setiap hari tanpa dibarengi dengan perbaikan akhlak adalah salah satu tanda bahwa ibadah yang kita lakukan ada yang salah sehingga hanya terjebak pada formalitas ibadah, bukan mengena pada substansinya. Pengarang kitab Alala sendiri tidak dicantumkan di dalam kitab-kitab alala yang selama ini dipelajari, dan ...
Comments
Post a Comment
TERIMA KASIH ATAS KOMENTAR ANDA.