Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2024

Alhikam Maqolah 93

Alhikam Maqolah 93 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٣- نِعْمَتَانِ مَا خَرَجَ مَوْجُوْدٌ عَنْهُمَا وَلاَ بُدَّ لِكُلِّ مُكَوَّنٍ مِنْهُمَا : نِعْمَةُ الْاِيْجَادِ وَنِعْمَةُ الْاِمْدَادِ. "Ada dua ni'mat yang tak satupun makhluk terlepas darinya, dan setiap ciptaan pasti tersentuh oleh keduanya yaitu ni'mat penciptaan ( dari tidak ada menjadi ada ) dan ni'mat pemberian ( untuk kelangsungan tetap ada )" ------+++++ Ni'mat penciptaan (Al-Ijaad) : Allah menciptakan makhluk yang sebelumnya tidak ada menjadi ada Ni'mat kesinambungan wujud ( Al -Imdaad) : Allah terus menerus mengaruniakan ni'matnya sebagai kelangsungan pemenuhan kebutuhan makhluk untuk bisa tetap ada ( hidup ) Allah menyempurnakan ni'mat – ni'mat penciptaan dan keberlangsungan kewujudan hamba hambaNya. Wujud makhluk dan kesinambungan keberadaan makhluk tergantung pada karunia Allah SWT. dan tak satupun makhluk didunia ini yang bisa lepas dari dua ni'mat tadi ٩٤- أنْعَمَ ...

Alhikam Maqolah 92

Alhikam Maqolah 92 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٢- مَعْصِيَةٌ اَوْرَثَتْ ذُلاًّ وَافْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ اَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا “Kemaksiatan yang menyebabkan hina dan butuh kepada Allah itu lebih baik daripada ketaatan yang menyebabkan merasa agung dan sombong” --------+++++++ Sayyid Abdul Abbas Almursi menghormati manusia sesuai kedudukannya di sisi Allah. Terkadang datang kepada beliau orang yang taat namun tidak diperhatikan, tapi terkadang datang kepada beliau orang yang durhaka, namun beliau justru memuliakannya. Ternyata orang taat tadi adalah orang yang selalu menyombongkan amalnya, sementara orang yang durhaka tadi datang dengan segenap dosa-dosanya namun ia merasa hina dihadapan Allah. Dikisahkan dari Ubban bin ‘Iyas, ia bekata suatu hari aku keluar menuju Basroh lalu aku melihat jenazah yang di angkat empat orang dan tidak ada orang lain yang menyertainya. Aku sangat heran sekali kenapa di dekat pasar sebesar Basroh ini jenazah seorang muslim tida...

Alhikam Maqolah 91

Alhikam Maqolah 91 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩١- رُبَّماَ فَتَحَ لكَ باَبَ الطَّاعةِ وَماَ فَتَحَ لكَ بَابَ القَبُولِ. وَرُبَّمَا قَضىَ عليكَ بالذ َّنْبِ فَكانَ سَبَباً فِي الوُصوُلِ "Terkadang Allah membukakan untukmu pintu ibadah, tetapi belum membukakan pintu kabul (penerimaan), sebagaimana adakalanya ditaqdirkan engkau melakukan dosa, tetapi menjadi sebab wushul (sampaimu) kepada Allah." --------++++++++ Taat itu terkadang dibarengi dengan penyakit hati yg bisa menghilangkan ikhlas, seperti ujub (bangga dengan amalnya dll.), sedangkan dosa itu terkadang di ikuti dengan merasa hina dirinya sendiri dan menganggap baik orang yg tidak melakukannya, dan menjadikan dia meminta ampun kepada Allah sehingga menjadi sebab Allah ampuni dosanya, dan bisa wushul kepada Allah. Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah Saw. Bersabda, “Demi Allah yg jiwaku ada di tanganNya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan singkirkan (mematikan) kamu, dan diganti dengan orang² yg...

Alhikam Maqolah 90

Alhikam Maqolah 90 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٠- اِنَّمَا يوُءَلِّمكَ المَنْعُ لِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فيهِ "Sebab sesungguhnya engkau merasakan pedihnya penolakan Allah kepadamu itu, karena engkau tidak mengerti hikmah rahmat Allah dalam penolakanNya. (tidak memberikan keinginan/harapanmu) itu." ------++++++++ Sebagian dari tanda memahami penolakan (tidak mengabulkan doa) dari Allah yaitu: 1. Kita bisa memahami bahwasanya Allah menghendaki kita menghadap kepada-Nya, selalu bergantung kepada-Nya, dan tanda dikasihi Allah, karena apabila Allah mencintai hamba-Nya maka hamba itu akan di jaga dari kesenangan dunia. 2. Kita bisa memahami bahwasanya Allah akan menapakkan kita ke jalan orang² yang dekat dengan Allah. Seperti kata Syaikh al-Fudhail dalam munajatnya : Ya Tuhanku, Engkau memberi lapar menemaniku dan keluargaku, dan Engkau tidak memberi pakaianku dan keluargaku, yg itu semua biasanya diperuntukkan untuk orang² pilihan, lalu kenapa aku bisa mendapatkan ke...

Alhikam Maqolah 89

Alhikam Maqolah 89 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٩- مَتَى أعْطاكَ أَشْهدََكَ برَّهُ. وَمَتَى مَنَعَكَ أَشْهدََكَ قهَرَهُ. فهَوُ فِي كلِّ ذَلِكَ مُتَعَرِّفٌّ إِلَيْكَ وَمُقْبِلٌ بوِجُودِ لُطْفِهِِ علَيْكَ. "Apabila Allah memberikan karunia kepadamu, maka Dia menunjukkan karuniaNya dan belas kasih-Nya, dan apabila Allah menolak pemberian-Nya atasmu, maka Dia menunjukkan kepadamu kekuatan-Nya, maka Dia dalam semua itu memperkenalkan sifatNya kepadamu. dan menghadapkanmu kepada kelembutan kasih sayangNya. Dan pemeliharaan Nya kepadamu." ---------++++++"+++ Kewajiban bagi setiap hamba harus mengenal Tuhannya, dengan segala sifat² kebesaran-Nya. Maka siapa yg tidak mau mengenal dengan sifat Mu'thi Wahhab (pemberi) maka ia harus mau mengenal dengan sifat Mani' (menolak), Muntaqim (membalas), Qohhar (memaksa). Tetapi apabila telah mengenal hikmah Rahmat Allah, maka terasa bahwa semua itu semata-mata anugerah dari Allah kepada hamba-Nya. Sufyan as-Tsauri bertemu d...

Al Hikam Maqolah 88

Alhikam Maqolah 88 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٨- مَنْ عَبَدَهُ لِشَيْءٍ يَرْجُوْهُ مِنْهُ أوْ لِيَدْفَعَ بِطَاعَتِهِ وُرُوْدَ الْعُقُوْبَةِ عَنْهُ فَمَا قَامَ بِحَقِّ أَوْصَافِهِ. "Barang siapa menyembah Allah karena mengharap sesuatu, atau untuk menolak siksa atas dirinya, maka dia belum menunaikan kewajiban terhadap sifat sifat Allah." -------++++++++ Sebagai hamba Allah kita wajib menghamba dan beribadah hanya kepada-Nya, yg kita tuju juga hanya Allah, bukan karena pahala surga-Nya, atau siksa neraka-Nya. Allah telah menurunkan wahyu pada Nabi Dawud Dalam kitab zabur disebutkan: Tidak ada yang lebih dholim dari orang yang menyembah-Ku karena surga atau neraka, seandainya saya tidak membuat surga atau neraka, apa Saya (Alloh) tidak berhak untuk disembah? Rosululloh Saw. dawuh: Janganlah menjadi seorang hamba yang buruk ,jika takut , baru mau bekerja/beribadah. Dan jangan menjadi tukang yg buruk, jika tidak di bayar tidak bekerja. Sebab sebenarnya Anugerah All...

Alhikam Maqolah 86

Alhikam Maqolah 86 Syekh Ibnu Athoillah dawuh : ٨٦- كَفَى مِنْ جَزَائِهِ اِيَّاكَ عَلَى الطَّاعَةِ اَنْ رَضِيَكَ لَهَا اَهْلاً٠ " "Cukup Allah yang memberi pahala karena ketaatanmu, karena ia telah rida kepadamu sebagai ahli ibadah." ---------+++++++++ Inilah karunia besar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah. Hamba yang mendahulukan Allah swt dari kepentingan duniawinya. Selain itu, ketaatan kepada Allah dengan tulus dan tekun itu sendiri sudah menjadi suatu kenikmatan bagi si hamba,dan kenikmatan itulah pahala dan rahmat yang besar bagi si hamba yang saleh. Seorang hamba Allah yang saleh dan taqarrub kepada-Nya sudah menerima rahmat dari-Nya. Sebab, kalau tidak karena rahmat dan hidayah-Nya, tidak seorang pun yang dapat mengerjakan amal ibadah dengan tekun dan hati tulus ikhlas. Mereka mendapatkan kebahagiaan yang tak terhingga, seketika di saat mereka menjalani ibadah itu, tanpa menunggu balasan di akhirat.

Alhikam Maqolah 85

Alhikam Maqolah 85 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٥-جَلَّ رَبُّنَا اَنْ يُعَامِلَهُ الْعَبْدُ نَقْدًا فَيُجَازِيْهِ نَسِيْئَةً “Maha Agung Allah Tuhan kami, apabila seorang hamba beramal kontan didunia, dan Alloh membalasnya kelak di akhirat." --------+++++++++ Pembalasan pahala dari Allah kepada para hamba-Nya, tidak diperoleh kelak di negeri akhirat saja. Akan tetapi Allah swt secara tunai dapat membalasnya langsung di dunia ini juga, terutama untuk para hamba Allah yang saleh dan sangat dekat dengan Allah (para Waliyullah) dengan anugerah dan keagungan Allah mengizinkan memperoleh pembalasan pahala sebagai rahmat dunia. Semua ini adalah karena dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya. Ia mendapat kehormatan untuk menerima rahmat dan anugerah Allah di dunia ini juga dan kelak akan memperolehnya berlipat ganda di akhirat. Bagi seorang hamba Allah yang saleh, ia merasa bersyukur dan berbahagia apabila di dunia ini ia dapat menerima anugerah Allah, berupa kesempatan beri...

Alhikam Maqolah 87

Alhikam Maqolah 86 Syekh Ibnu Athoillah dawuh : ٨٦- كَفَى مِنْ جَزَائِهِ اِيَّاكَ عَلَى الطَّاعَةِ اَنْ رَضِيَكَ لَهَا اَهْلاً٠ " "Cukup Allah yang memberi pahala karena ketaatanmu, karena ia telah rida kepadamu sebagai ahli ibadah." ---------+++++++++ Inilah karunia besar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah. Hamba yang mendahulukan Allah swt dari kepentingan duniawinya. Selain itu, ketaatan kepada Allah dengan tulus dan tekun itu sendiri sudah menjadi suatu kenikmatan bagi si hamba,dan kenikmatan itulah pahala dan rahmat yang besar bagi si hamba yang saleh. Seorang hamba Allah yang saleh dan taqarrub kepada-Nya sudah menerima rahmat dari-Nya. Sebab, kalau tidak karena rahmat dan hidayah-Nya, tidak seorang pun yang dapat mengerjakan amal ibadah dengan tekun dan hati tulus ikhlas. Mereka mendapatkan kebahagiaan yang tak terhingga, seketika di saat mereka menjalani ibadah itu, tanpa menunggu balasan di akhirat.

Syair Maulid Nabi Muhammad saw

Syair Nabi Muhammad saw di bawah ini merupakan karya K.H M. Djamaluddin Ahmad yg berisi tentang sejarah Nabi Muhammad saw adapun syiirnya adalah sebagai berikut : sedangkan file dapat di download di link do bawah ini : Klik

Alhikam Maqolah 84

Alhikam Maqolah 84 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٤- العَطَاء مِنَ الخَلقِ حِرْماَنٌ والمنْعُ من اللهِ اِحْسانٌ "Pemberian dari makhluk itu suatu kerugian (penghalang), dan pencegahan dari Allah itu suatu pemberian kebaikan dan karunia." -----+++++++" Hikmah ini merupakan ucapan ahli tauhid yg sebenarnya. Orang yang benar² bertauhid menganggap bahwa sekiranya mereka menerima persembahan makhluk sedangkan hatinya tidak melihat bahwa persembahan itu sebenarnya dari Allah, maka dia menerima persembahan itu sebagai suatu kerugian. Sedangkan penolakan Allah atas permintaanmu itu hakikatnya suatu pemberian dan anugrah dari Allah, karena Allah menempatkan kamu di pintu Rahmat-Nya dan menyelamatkan kamu dari halangan dengan-Nya. Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. bersabda: Jangan merasa adanya yang memberi nikmat kepadamu selain Allah, dan anggaplah segala nikmat yang kamu terima dari selain Allah sebagai kerugian. (yakni: di antara engkau dengan Allah tidak ada perantara, ma...

Alhikam Maqolah 83

Alhikam Maqolah 83 Syech Ibnu Athoillah dawuh ٨٣- اَلطَّيُّ الحقِقيُّ اَنْ تطوٰى مساَفة ُ الدُّنْياَ عَنْكَ حَتَّى ترَىالاٰخِرَةَ اَقْرَبَ اِلَيْكَ "Menyingkat/melipat jarak yg hakiki adalah jika engkau bisa menyingkat jarak dunia ini, sehingga engkau dapat melihat akhirat itu lebih dekat dengan dirimu sendiri." -------+++++++ Hikmah ini menjelaskan tentang at-thoyyu al-haqiqy, yg diberikan kepada para kekasih Allah, dengan thoyyu al-haqiqy, Allah memuliakan para wali²Nya. Bukan melipat jaraknya perjalanan di bumi (Indonesia- makkah bisa ditempuh hanya satu langkah atau kedipan mata). Dan juga tidak menghabiskan masa siang malam dengan sholat dan puasa sendirian. Karena itu semua bisa bercampur dengan sifat riya', ujub, dll. At-Thoyyul haqiqyy itu diberikan pada orang² yg telah bersinar Nurul yaqin di dalam hatinya, sehingga dia melihat dunia akan hilang dari pandangannya, dan melhat akhirat ada dekat di depannya. Orang yang seperti ini tidak mungkin akan mencintai dun...

Alhikam Maqolah 82

٧٦- بَسَطَكَ كَيْ لاَ يُبْقِيَكَ مَعَ الْقَبْضِ وقَبَضَكَ كَيْ لاَ يَتْرُكَكَ مَعَ الْبسْطِ وَاَخْرَجَكَ عَنْهُمَاكَيْ لاَ تَكُوْنَ لِشَيْءٍدُوْنَهُ. "Allah melapangkan bagimu, supaya kamu tidak selalu dalam kesempitan (qabdh). Dan Allah telah menjadikan kamu sempit supaya kamu tidak hanyut (terlena dalam kelapangan (basth). Dan Allah melepaskan kamu dari keduanya, supaya kamu tidak tergantung kepada sesuatu selain Allah." ---------+++++++++ Dibuatkan kondisi sempit dan lapang, susah dan senang, semata-mata agar bertumbuh jiwa dan hati untuk siap menerima ke-Maha-an Allah yang ilmunya dan iradahnya meliputi segala sesuatu. وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍۢ مُّحِيطًۭا "Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu." Bagi kita yang imannya masih ditingkatan pemula, seringkali kondisi-kondisi kesempitan ditakdirkan oleh Allah dengan mak...

Al Hikam Maqolah 81

Alhikam Maqolah 81 Syech Ibnu Athoillah dawuh :  ٨١- الْأكْوَانُ ظَاهِرُهَا غِرَّةٌ وَ بَاطِنُهَا عِبْرَةٌ فَالنَّفْسُ تَنْظُرُ إِلَى ظَاهِرِ غِرَّتِهَا وَ الْقَلْبُ يَنْظُرُ إِلَى بَاطِنِ عِبْرَتِهَا. “Alam ini lahiriahnya berupa tipuan ,sementara bāthiniyyahnya berupa pelajaran (peringatan). Nafsu melihat kepada lahiriah yang menipu. Sementara qalbu melihat kepada bāthinya yang menjadi pelajaran.” -----++++++++   Dunia ini bila dilihat dari lahirnya akan terlihat sangat indah, menyenangkan dan menggiurkan, sehingga banyak orang yang mencintai dunia, terbujuk oleh dunia sehingga melupakan Allah sang pencipta dan penguasa dunia. Allah berfirman: فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَا “Maka janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia.” Firman Allah: وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ  (Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu) Apabila dunia dilihat dari sisi batinnya (hakikatnya), akan menjadi pelajaran bagi kita untuk mengen...

Al-hikam Maqolah 80

Alhikam Maqolah 80 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٠- مَتٰى فتَحَ لكَ باَبَ الفـَهْمِ فِي المَنْعِ عاَدَ المَنْعُ هُوَ عَيْنُ العطاَءِ "Apabila Allah telah membukakan pengertian (faham) tentang pencegahannya-Nya, maka berubahlah pencegahan itu hakikatnya menjadi Anugerah Nya." -----++++++"" Sesuatu yg sangat menghalangi perjalanan keruhanian seorang murid adalah keinginan diri sendiri. Dia berkeinginan sesuatu yg menurutnya akan membawa kebaikan pada dirinya sendiri. Keinginan atau hajat keperluannya itu mungkin tentang dunia, akhirat atau hubungan dengan Allah Ta'ala. Jika hajatnya tercapai dia merasa menerima karunia dari Allah. Jika hajatnya tidak dikabulkan dia akan merasa itu sebagai perlawanan Allah, dan merasa jauh dari Allah. Orang yang berada pada peringkat ini selalu mengutamakan permintaan atau doa makbul, dengan kemuliaan di sisi Allah. Jika Allah mengabulkan permintaannya, dia merasa itu adalah tanda dia dekat dengan-Nya. Jika permintaannya ditolak di...

Alhikam Maqolah 79

Alhikam Maqolah 79 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٧٩- رُبَّماَ اَعْطاكَ فمَنَعكَ وَرُبَّماَ منَعَكَ فأَعْطَاكَ "Terkadang Allah memberimu kekayaan/kesenangan dunia, tetapi Allah menahan /tidak memberimu sesuatu yg hakikatnya baik untukmu (taufiq dan hidayah-Nya). Dan terkadang Allah menahan (tidak memberi) kamu kesenangan dunia, tetapi pada hakikatnya memberikan kamu taufiq dan hidayah-Nya." ------++++++++ Jadi apabila Allah tidak memberi apa yg menjadi syahwat keinginanmu dan apa yg enak menurut perasaan nafsumu, hakikatnya itu adalah Anugerh Agung dari Allah, dan kamu dibebaskan dari apa yg menjadi kepentingan nafsumu. Sebaliknya bila Alloh memberimu ,,terkadang menjadi halangan Anugerah yang lebih besar dari Allah untukmu. Syaikh Muhyiddin Ibnu 'Arabi berkata: “Jika ditahan (tidak diberi) permintaanmu maka hakekatnya engkau telah diberi, dan jika permintaanmu segera diberikan maka hakekatnya telah ditolak dari sesuatu yang lebih besar. Karena itu, sebaiknya hamb...

Alhikam Maqolah 77

Alhikam Maqolah 77 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٧٧- اَلْعَارِفُوْنَ إذَا بُسِطُوْا أَخْوَفُ مِنْهُمْ إذَا قُبِضُوْا, وَلاَيَقِفُ عَلَى حُدُوْدِ الْاَدَبِ فِي الْبَسْطِ إلاَّ قَلِيْلٌ. "Al-'Arifun (orang yg ma'rifat billah) jika merasa lapang, lebih khawatir/takut kepada Allah, dari pada jika berada dalam kesempitan, dan tidak dapat berdiri tegak di batas² adab dalam keadaan lapang (basthu) kecuali hanya sedikit sekali ." ------++++++ Dalam kitab 'Latha'iful Minan', Syaikh Ibnu Atha'illah berkata: “Keadaan basthu itu menggelincirkan kaki para lelakinya Allah (orang shalih). Jadi keadaan Basthu menjadikan sebab para 'Arifin menambah kehati-hatiannya, dan kembali pada Allah. Sedangkan keadaan Qobdhu itu lebih dekat dengan keselamatan, karena sudah menjadi kedudukan hamba. Karena hamba selalu dalam genggaman dan kekuatan Allah”. Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq ra. berkata: “Kami diuji dengan kesukaran, maka kami kuat bertahan dan sabar, tetapi k...

Syair Maulud Nabi Muhammad saw

مُحَمَّــدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّـــقَلَيْـــ ۞ ــنِ وَالْفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَم Dialah Nabi Muhammad ﷺ, sang penghulu dua alam (dunia dan akhirat). Juga pemimpin jin dan manusia, baik bangsa Arab ataupun Ajam نَبِيُّنَا الْآمِرُ النَّــــاهِيْ فَلَا أَحَــــدٌ ۞ أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لَا مِنْهُ وَلَا نَعَمِ Yaitu nabi kita Rasulullah Muhammad ﷺ, sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran. Tak seorang pun lebih baik daripada Rasulullah ﷺ, dalam berkata "tidak" dan berkata " ya " هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ Beliau kekasih Allah ta’ala, yang diharapkan syafa’atnya. Untuk setiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam. دَعَا إِلَى اللهِ فَالْمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُوْنَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ Beliau mengajak menuju keridhaan Allah ta’ala, orang yang berpegang teguh padanya. Berarti ia berpegang pada tali tali yang pasti takkan putus فَاقَ النَّبِيّ...

Maulid Nabi Muhammad saw

مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَآئِــمًا أَبَـدًا ۞ عَلَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat takzim dan keselamatan atas Kekasih-Mu ( Muhammad SAW ) Makhluq terbaik di antara seluruh makhluq هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِم Beliau kekasih Allah ta’ala, yang diharapkan syafa’atnya. Untuk setiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam. يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا ۞ وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ Ya Allah, Dengan berkah Nabi yang pinilih, capaikan segala cita-cita kami. Dan ampunlah segala dosa kami yang terlewat , Wahai Dzat Yang Maha luas kemurahan-Nya. ٧٦- بَسَطَكَ كَيْ لاَ يُبْقِيَكَ مَعَ الْقَبْضِ وقَبَضَكَ كَيْ لاَ يَتْرُكَكَ مَعَ الْبسْطِ وَاَخْرَجَكَ عَنْهُمَاكَيْ لاَ تَكُوْنَ لِشَيْءٍدُوْنَهُ. "Allah melapangkan bagimu, supaya kamu tida...

Alhikam Maqolah 75

Alhikam Maqolah 75 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٧٥- مَطْلَبُ العارفينَ مِنَ اللهِ تعالى الصِدق ُ في العُبُوديةِ والقِيامُ بحُقوُقِ الرُّبُوبيَّةِ "Permintaan orang yg sudah makrifat kepada Allah, hanyalah "Sidqul 'Ubudiyyah " (bersungguh-sungguh dalam menghamba ) dan AL-QIYAMU BIHUQUQIR-RUBUBIYYAH. ( tetap dalam menunaikan hak² kewajiban terhadap Allah.") ----+++++" Yg dinamakan Sidqul 'Ubudiyyah yaitu: menetapi tatakramanya menghamba pada Allah (ubudiyyah), seperti mencukupi hak²nya Allah dalam beribadah, mensyukuri anugerah Allah, sabar menghadapi bala', menyerahkan semua urusannya pada Allah, selalu Muraqabah (meniti taqdir Allah, yg terjadi atas dirinya dan lainnya), memperlihatkan fakirnya kepada Allah dan selalu mengharap rahmatnya Allah dan lain². Seorang 'arif itu tidak mempunyai permintaan kepada Allah, kecuali dua hal: 1. SHIDQUL 'UBUDIYYAH, 2. AL-QIYAMU BIHUQUQIR-RUBUBIYYAH. Tanpa melihat kepentingan dirinya dan nafsunya. Berb...

Al-hikam Maqolah 74

Alhikam Maqolah 74 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٧٤- الرَّجاءُ ماَ قاَرَنهُ عملٌ وِالاَّ فهُوَ اُمْنِيَّةٌ "Pengharapan (Roja’) yang sesungguhnya ialah yang disertai amal perbuatan kalau tidak demikian, maka itu hanya angan-angan (khayalan) belaka". -----++++++++ Yg dinamakan roja' yaitu pengharapan yg dibarengi dengan amal. Apabila tidak dibarengi amal tapi malah malas beramal dan masih berani melakukan maksiat dan dosa, pengharapan itu disebut umniyyah atau lamunan. Dan dia tertipu dengan belas kasih Allah. Rosululloh Saw. bersabda: “Seorang yang berakal sempurna ialah yang menghukum dirinya sendiri dan bersiap-siap untuk memghadapi maut, sedangkan orang bodoh ialah yang selalu menuruti hawa nafsu dan mengharap berbagai macam harapan.” Syaikh Ma'ruf al-Karkhi berkata: “Mengharap surga tanpa amal perbuatan itu dosa, dan mengharap syafa'at tanpa sebab berarti tertipu, dan mengharap rahmat dari siapa yg tidak kamu taati perintahnya berarti bodoh.” Syaikh A...

Dawuh Syech Ibnu Athoillah

Syech Ibnu Athoillah dawuh ٧٣- مَا الْعَارِفُ مَنْ إِذَا أَشَارَ وَجَدَ الْحَقَّ أَقْرَبَ إِلَيْهِ مِنْ إِشَارَتِهِ بَلِ الْعَارِفُ مَنْ لَا إِشَارَةَ لَهُ لِفَنَائِهِ فِيْ وُجُوْدِهِ وَانْطِوَائِهِ فِيْ شُهُوْدِهِ "Bukannya orang yang Arif itu yang bila ia menunjuk sesuatu ia merasa bahwa Allah lebih dekat kepadanya dari isyaratnya, tetapi orang arif itu ialah orang yang tidak ada baginya isyarat karena merasa dirinya lenyap dalam Wujud Allah dan merasa diliputi oleh pandangan kepada Allah." ------+++++++ SIAPA yang masih punya pandangan kepada selain Allah, maka belum sempurna sebagai seorang arif. Tetapi seorang arif yang sesungguhnya ialah yang merasakan kepalsuan segala sesuatu selain Allah sehingga pandangannya hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Ia merasa segala sesuatu selain Allah tidak ada. Ia menyaksikan Allah dengan penyaksian yang melenyapkan lainnya, bahkan juga melenyapkan dirinya sendiri. Atau dengan ungkapan lain, orang arif itu ialah orang ya...

Al Hikam Maqolah 72

Alhikam Maqolah 72 Syech Ibnu Athoillah dawuh ٧٢- اَلْحُزْنُ عَلَى فِقْدَانِ الطَّاعَةِ مَعَ عَدَمِ النُّهُوْضِ إِلَيْهَا مِنْ عَلَامَاتِ الْإِغْتِرَارِ "Sedih karena tidak bisa melakukan suatu ketaatan disertai rasa malas untuk melakukannya, itu adalah suatu tanda bahwa orang itu tertipu oleh syaitan."  ------}++++++ YANG dimaksud dalam kata hikmah ini adalah kalau seorang yang merasa sedih dan menyesal karena ketinggalan amal yang baik, tetapi tidak ada niat dan semangat untuk mengejar kekurangannya dan ketertinggalannya itu, maka ini suatu tanda bahwa ia dipermainkan oleh syaitan , tertipu...dengan tangisannya itu..seakan kesedihannya itu sebuah prestasi ibadah.. lalu da berhenti tidak segera mengejar ketaatan yang belum di lalkukan. Maka dia tidak mendapat apa 2. Hal seperti ini sering dialami orang dengan menampakkan kesedihan, menangis tetapi tidak ada rasa bersemangat untuk menutupi kekurangannnya itu. Maka tangisan dan kesedihannya itu hanya sia-sia belaka. Kalau...

Alhikam Maqolah 71

Alhikam Maqolah 71 Syech Ibnu Atoillah dawuh ٧١- خَيْرُ مَاتَطْلُبُه مِنْهُ مَا هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ Sebaik-baik yg harus engkau minta dari Allah, ialah apa² yg Allah perintahkan kepadamu. ---+++++" Ingatlah! Pada setiap waktu dan setiap keadaan pasti disitu ada tuntutan/kewajiban yang di perintahkan Allah kepadamu., Maka sebaik-baik yg harus engkau minta kepada Allah ialah supaya kamu tetap iman, patuh, taat pada semua perintah dan larangan, istiqamah dalam pengabdian diri kehadirat Allah. Itulah sebaik-baik yg harus engkau minta, baik untuk dunia maupun untuk akhirat, sebab hanya itulah bahagia yg tiada bandingnya. Karena itu sebaik-baik doa ialah: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, ridha-Mu, dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka.” Syaikh Abdullah as-Syarqawi menjelaskan: Sebaik-baik perkara yg kau minta dari Allah adalah yg Allah minta darimu, berupa sikap istiqamah di jalan ‘ubudiyah. Ini lebih baik bagimu daripada permintaanmu berupa nas...