Ngaji Hikam

Ngaji Hikam, Hikmah Ke-75 (2)
(Catatan Pribadi 23/12/2019)

‎قال الشيخ تاج الدين ابن عطاء الله السكندري (توفي، ٧٠٩ ه/١٣١٠ م)،"الرجاء ما قارنه عمل وإلاّ فهو أمنيّة"-الحكم، حكمة ٧٥-

Artinya, Syekh Tajuddin Ibnu Athaillah al-Syakandari (W. 709 H/ 1310 M) berkata, “Pengharapan yang benar adalah pengharapan yang disertai dengan amal dan usaha, apabila pengharapan tidak disertai dengan amal dan usaha adalah lamunan”.

قال الشيخ معروف الكرخي (توفي ٢٠٠ ه/٨١٦ م) طلب الجنة بلا عمل ذنب من الذنوب، وارتجاء الشفاعة بلا سبب نوع من الغرور، وارتجاء رحمة من لايطاع جهل وحمق-

Makruf al-Karkhi (W. 200 H/ 816 M) berkata, “Meminta masuk surga tanpa beramal adalah perbuatan dosa dari beberapa dosa, berharap syafaat Nabi tanpa adanya usaha (membaca shalawat) termasuk orang yang tertipu, dan berharap rahmad Allah tanpa taat kepada-Nya adalah kebodohan dan ketololan”.

Sanad guru Makruf al-Karkhi, adalah dari gurunya Abu Sulaiman Dawut al-Thoi, dari Hafidz al-Ajami, dari Al-Hasan al Basri, dari Sayidina Ali bin Abi Thalib, dari Nabi Muhammad, dari Malaikat Jibril, dari Rabun Izza Allah SWT.

Ingin masuk surga tapi hanya berdoa tanpa beramal menurut Makruf al-Karkhi adalah suatu dosa. Sedangkan orang yang ingin mendapat syafaat nabi tanpa adanya suatu usaha membaca shalawat adalah tanda orang yang tertipu, dan berharap rahmad Allah tanpa melakukan taat kepada Allah adalah suatu kebodohan/ketololan.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Syekh Ibnu Athaillah bahwa berharap yang benar adalah berharap yang disertai dengan usaha. Tanpa usaha harapan hanyalah lamunan. Seseorang yang berharap surga hendaknya:

(1) Menjaga Iman

Menjaga iman jangan sampai iman copot, seperti firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 102 :

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Iman sewaktu-waktu bisa copot, karena di dunia banyak cobaan, seperti sabda nabi :

‎الدنيا دار الفتن

Dunia adalah rumah/ tempat cobaan-cobaan. Semua orang pasti dicoba oleh Allah, karena cobaan yang berupa al-Bala’, al-Syahwat, dan al-Hawa dicampur aduk dengan tanah bahan dibuatnya Nabi Adam.

Kadang seseorang dicoba melarat dan miskin, apabila dicoba dengan itu, hendaknya dihadapi dengan sabar karena orang yang fakir dan miskin adalah keluarganya Allah. Allah berfirman dalam hadis qudsi:

‎المال مالي والفقراء عيالي والأغنياء وكلائي فإن بخل وكلائي على عيالي أذقتهم وبالي ولا أبالي

Nah, orang fakir Apabila mau bersabar akan jadi keluarga Allah. Karena sebenarnya orang kaya  adalah coba dari kekayaanya yang harus bersikap dermawan dengan mengeluarkan zakat dan shadaqah karena hakikatnya harta hanya titipan dan mereka hanyalah wakil Allah. Apabila orang kaya menolak, tidak mau berzakat kepada yang fakir maka akan mendapat azab.

Hendaknya orang yang diuji kefakiran agar bersabar, karena apabila tidak sabar bisa jadi kufur. Apabila kufur imannya tipis. Berhutang ke sana kemari tidak bisa membayar bisa mincari kekayaan dengan cara yang tidak halal dengan pesugihan dan menjadi syirik serta copotlah iman.

Banyak contoh iman copot karena tidak kuat dicoba Allah. Kuncinya harus selalu ingat bahwa fakir adalah cobaan Allah. Apabila mau hidup tidak fakir, maka harus mau hidup sederhana. Nabi bersabda :

‎ما خاب من استشار، ولا ندم من استخار، وما اقتصد من عال

Tidak akan rugi orang yang mau istikharah, tidak akan menyesal orang yang mau musyawarah dan tidak akan kekurangan orang yang sederhana.

Tentang pentingnya musyawarah dan istikhaarah, kita bisa melihat kisah Auf bin Malik al-Asja’i, beliau adalah sahabat nabi yang dicoba Allah fakir, dan istrinya sakit jantung. Tidak hanya itu, anak laki-lakinya yang masih berumur 10 tahun diculik orang musrik di masa perang.

Auf kemudian bermusyarah dengan sowan kepada Nabi Muhammad guna meminta saran untuk menghadapi tiga cobaan kehidupan itu. Murid harusnya juga seperti itu, apabila tidak bisa istikharah sowanlah kepada guru atau kiai. Minta saran. Jangan diputuskan terlebih dahulu, nanti kalau ada masalah besar baru sowan.

Nabi pun kemudian memberi saran kepada Auf dengan hadis:

‎يا عوف ، أكثر أنت وزوجك من قول : لا حول ولا قوة إلا بالله

Ketika Auf pulang ditanya oleh istrinya, Auf pun mengatakan apa yang disarankan nabi. Kemudian di amalkan keduanya. Yaitu sabar, dan memperbanyak dzikir khauqalah. Akhinya karena setiap hari zikir, itrinya menjadi tenang dan penyakit jantungnya sembuh.

Anaknya yang hilang diculik orang musrik pun tiba-tiba datang pada  malam hari. Dan membawa 4000 kambing karena ternyata penculiknya adalah juragan kambing suka mabuk. Akhinya Auf sowan lagi kepada Nabi untuk bercerita tentang kejadian bagaimana istrinya sembuh, dan anaknya yang kembali dengan membawa 4000 ekor kambing.

Kedatangan Auf sebenarnya adalah untuk bertanya hukum dari kambing yang dibawa anaknya. Nabi pun menjawab bahwa kambing-kambing itu halal karena pada saat itu musim perang dan dihukumi ghanimah. Namun sebelum nabi memutuskan itu, sebenarnya beliau telah mendapat informasi dari Jibril tentang Auf dan turunnya ayat :

‎ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب

Artinya, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar (atas kesulitannya) dan memberinya rizki dari arah yang tidak terduga-duga.

Ayat tersebut secara spesifik menganjurkan takwa dan bersabar dengan contoh kisah Auf yang dicoba mlarat, istrinya sakit dan anaknya hilang. Karena Auf adalah pribadi yang sabar dan bertakwa maka Allah memberinya jalan keluar dan rizki dari arah yang tidak terduga.

Sebenarnya apabila kita dicoba fakir, selain berikhtiar dengan bekerja kita bisa mengupayakan rizki dengan istiqamah salat dhuha, berbuat baik kepada kedua orang tua, menjelang magrib membaca surat waqiah, dan memperbanyak istigfar. Ditambah dengan apa yang dibaca Auf yaitu kahuqalah. Tentang keistimewaan istigfar Nabi bersabda :

‎منْ لَزِم الاسْتِغْفَار، جَعَلَ اللَّه لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مخْرجًا، ومنْ كُلِّ هَمٍّ فَرجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

Barangsiapa yang istiqomah membaca istigfar Allah akan menjadikan setiap kesusahan dengan kegembiraaan, setiap kesulitan diberi solusi dan diberi rizki dari arah yang tidak terduga.

Imam Ahmad Ibnu Hambal adalah murid Imam Syafii, di dalam tasawuf beliau termsuk murid Hatim al-Asom. Pada masa tua beliau ingin sekali pergi ke Basrah. Ketika sampai di Basrah tibalah  waktu isyak sehingga beliau menunaikan salat di masjid Basrah.

Setelah salat, karena ngantuk dan capek, beliau tertidur di masjid. Akan tetapi marbotnya mengusirnya hingga ke halaman masjid. Marbotnya tidak tahu kalau itu adalah Imam Ahmad bin Hambal yang mashur.

Imam Ahmad pun di dorong oleh marbot sampai pinggir jalan. Di sebelah masjid ada seorang penjual roti yang menyaksikan itu. Pada akhirnya sang penjual menawarkan diri agar rumahny diinapi oleh Imam Ahmad.

Rumah penjual roti itu kecil dan sederhana. Tapi yang punya rumah bibirnya bergerak-gerak membaca istigfar. Oleh Imam Ahmad ditanya, “Kenapa bibirmu selalu bergerak?”. Penjual roti menjawab, “Aku sedang istigfar”. Imam Ahmad bertanya lagi, “Sudah berapa tahun kamu seperti itu?”. Penjual roti, “Sudah 30 tahun aku beristigfar dengan membuat roti dan menjualnya”.

Imam Ahmad bertanya lagi, “Selama 30 tahun itu, Kamu diberi oleh Allah apa saja?”. Penjual roti menjawab, “Semua yang aku minta diberi oleh Allah, kecuali satu hal”. Imam Ahmad pun bertanya, “Apa datu hal itu?”. Tukang roti menjawab, “Aku ingin bertemu Imam Ahmad bin Hambal”. Mendengar itu Imam Ahmad kemudian berkata, “Aku lah Imam Ahmad bin Hambal, ternyata kedatanganku kemari adalah karena istigfar mu”.

Ada lagi agar rizki lancar yaitu apabila masuk rumah selesai bepergian, hendaknya membaca surat al-Ukhlas 7 x. Memang orang fakir adalah keluarga Allah apabila mereka mau bersabar. Akan tetapi apabila tidak sabar bisa menjadi kufur.

2- Harus Hati-hati Apabila Dicoba Perempuan Harus Hati-hati.

Nabi pernah berkata, setelah aku wafat, fitnah yang paling besar adalah perempuan. Apabila kita melihat wajah perempuan, setan menempel di wajahnya, apabila kita melihat dadanya setan menempel di susu, sedangkan apabila kita melihat dari belakang, setan menempel bokong. Oleh karena itu, pandangan mata adalah panah iblis yang beracun.

Nabi pernah bercerita, ada seorang ahli ibadah di zawiyah (musala), apabila malam ia mendirikan salat, dan apabila siang ia berpuasa. Hal itu ia lakukan sampai 60 tahun. Karena keberkahan ibadah orang ini, di kiri dan kanan zawiyah itu menjadi subur. Suatu saat, Abid  (Ahli Ibadah) ini, ingin keluar untuk jalan-jalan. Ketika keluar matanya memandang seorang wanita.

Ingat bahwa pandangan mata adalah panah iblis yang beracun. Akhinya dilihat, dipandang, sampai si perempuan juga melihat, jadilah mereka saling memandang. Kemudian saling melempar senyum,  dan bersalaman. Setelah itu mereka ngobrol, dan saling sentuh dan terjadilah perzinaan.

‎نظـــرةٌ, وابتســـامةٌ،ثم ســـلامٌ
‎وكــــلامٌ، تلامس، ثم التقـــاءُ

Artinya, “Saling memandang, saling senyum, bersalaman, ngobrol, bersentuhan, dan terjadi perzinaan”.

Akhinya Sang Abud mati dalam keadaan zina yang hanya satu kali, padahal 60 tahun beribadah. Ketika ditimbang zina 1 kali lebih berat daripada 60 tahun beribadah dan masuk neraka. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan perempuan. Karena perempuan adalah fitnah yang besar.

Abdah bin Abdirahman memilki 5 keistimewaan yaitu (1) hafal Alquran, (2) Alim, (3) Zahid, (4), Ahli puasa ndaud, (5) Ahli perang/ al-Mujahid.

Pada suatu saat memerangi orang kafir Romawi. Ketika benteng romawi di kepung, ternyata di dalam benteng muncul seorang wanita yang cantik dan anggun. Abdah bin Abdurahman pun tergoda, dan mengirim surat kepada perempuan itu. Perempuan pun membalas surat itu yang isinya menyuruh Abdah bin Abdurahman agar masuk Nasrani dan perempuan itu akan jadi miliknya. Abdah pun masuk Nasrani. Keimanannya runtuh karena wanita.

Akhirnya tentara muslim merayu Abdah untuk masuk Islam. Tapi Abdah tidak mau. Para pasukannya berkata, “Abdah Engkau adalah orang orang hafal Alquran?”. Abdah menjawab, “Aku sudah lupa semua, hanya tinggal dua ayat surat al hijir yaitu ayat 2 dan 3”.

‎رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ (٢)
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الأمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٣)

Artinya, “Orang-orang yang kafir itu sering kali (nanti di akhirat) menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)”.

Akhinya Abdah meninggal pada tahun 270 H, dalam keadaan murtad. Inilah berapa dahsyat cobaan perempuan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati. Nabi pernah berkata kepada Sayidina Ali :

يا علي للساعد ثلاث علاماة قوت حلال مجالسة العلماء والصلوات الخمسة مع الإمام

Artinya, “Wahai Ali, orang yang beruntung memiliki 3 tanda yaitu (1) Makanannya halal, (2) Ia berkumpul dengan ulama, dan (3) Salat Jamaah 5 waktu.

1- Qutun Halalun/ Makanan Yang Halal

Dijaga makanannya jangan sampai memakan barang haram, karena menurut Wali Kutub yang bernama Habib Umar bin Abdur Rohman al-Athos berkata, “Beribadah/ berbakti kepada Allah, tapi yang dimakan haram, seperti menimba air dengan keranjang”.

2- Duduk Dengan Ulama/ Punya Guru Ulama yang Wirai

Wali Kutub Umar Bin Abdurhaman al Athas, suatu ketika berkumpul dengan Ali Al-Baros dan murid-muridnya yang lain. Mereka sedang asik ngaji sedang Ali Al-Baros memijat kaki Umar bin Abdurahman al-Athas. Tiba-tiba, Umar bin Andurahman berkata, “Santri-santri akan datang tamu istimewa!”. Para santri yang lain bertanya, “Siapakah Beliau guru?”. Umar bin Abdurahman al-Athaa, “Ia adalah Nabi Khidir”. Muridnya bertanya lagi, “Dimana beliau guru?”. Umar bin Abdurahman al-Athas kemudian menunjuk di halaman pesantrennya dan tibalah seseorang yang dimaksud.

Seluruh santri buyar dan berebut bersalaman dengan Nabi Khidir, sedang Ali Baros tetap tenang memijat kaki Umar bin Abdurahman al-Athas. Umar bin Andurahmab pun bertanya, “Kamu tidak ikut salaman Ali Al-Baras?”. Ali al-Baras berkata, “Tidak guru, karena bagiku memijat kakimu adalah lebih afdhal daripada bersalaman dengan Nabi Khidir”.

Sejak saat itu Umar bin Abdurahman al-Athas berkata, “Barangsiapa yang mengirim fatihah kepadaku wajib membarenginya dengan berkirim fatihah kepada Ali al Baros”.

3- Salat Lima Waktu Dengan Jamaah

Syekh Ubaidillah bin Umar al-Qawariri, beliau berkata, pada suatu malam pada waktu isyak aku dapat tamu, karena menghormati tamu itu wajib aku pun menjamunya. Setelah tamu pulang aku cepat-cepat ke masjid, ternyata masjid sudah tutup.

Lalu aku pergi ke masjid lain pun sudah tutup. Sampai beberapa masjid aku datangi dan semua sudah tutup. Kemudian aku ingat hadist nabi bahwa fadilah salat jamaah adalah 27 derajat. Oleh karena itu aku terpaksa salat isyak  sampai 27 kali agar bisa menyamai keutamaan salat jamaah.

Aku pun tenang dan tertidur. Aku bermimpi naik kuda. Teman-temanku yang salat berjamaah juga naik kuda. Kuda mereka berlari kencang dan cepat, aku pun mencoba menyusul merek akan tetapi tidak bisa. Salah satu temanku kemudian berkata kepadaku, “Wahai Ubadillah, kamu tidak akan bisa menyusul kami!”. Aku bertanya, “Kenapa?”. Mereka menjawab, “Karena kamu salat sedirian, sedangkan kami berjamaah”.

Intinya, apabila ingin surga, iman wajib dijaga, selain itu jangan sampai makan yang tidak halal, berbakti kepada guru, dan salat jamaah. Semu itu adalah bagian bukti bahwa harapan kita benar yaitu harapan yang disertai usaha. (*)

*Semoga Bermanfaat*