Skip to main content

Posts

Alhikam Maqolah 93

Alhikam Maqolah 93 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٣- نِعْمَتَانِ مَا خَرَجَ مَوْجُوْدٌ عَنْهُمَا وَلاَ بُدَّ لِكُلِّ مُكَوَّنٍ مِنْهُمَا : نِعْمَةُ الْاِيْجَادِ وَنِعْمَةُ الْاِمْدَادِ. "Ada dua ni'mat yang tak satupun makhluk terlepas darinya, dan setiap ciptaan pasti tersentuh oleh keduanya yaitu ni'mat penciptaan ( dari tidak ada menjadi ada ) dan ni'mat pemberian ( untuk kelangsungan tetap ada )" ------+++++ Ni'mat penciptaan (Al-Ijaad) : Allah menciptakan makhluk yang sebelumnya tidak ada menjadi ada Ni'mat kesinambungan wujud ( Al -Imdaad) : Allah terus menerus mengaruniakan ni'matnya sebagai kelangsungan pemenuhan kebutuhan makhluk untuk bisa tetap ada ( hidup ) Allah menyempurnakan ni'mat – ni'mat penciptaan dan keberlangsungan kewujudan hamba hambaNya. Wujud makhluk dan kesinambungan keberadaan makhluk tergantung pada karunia Allah SWT. dan tak satupun makhluk didunia ini yang bisa lepas dari dua ni'mat tadi ٩٤- أنْعَمَ ...

Alhikam Maqolah 92

Alhikam Maqolah 92 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٢- مَعْصِيَةٌ اَوْرَثَتْ ذُلاًّ وَافْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ اَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا “Kemaksiatan yang menyebabkan hina dan butuh kepada Allah itu lebih baik daripada ketaatan yang menyebabkan merasa agung dan sombong” --------+++++++ Sayyid Abdul Abbas Almursi menghormati manusia sesuai kedudukannya di sisi Allah. Terkadang datang kepada beliau orang yang taat namun tidak diperhatikan, tapi terkadang datang kepada beliau orang yang durhaka, namun beliau justru memuliakannya. Ternyata orang taat tadi adalah orang yang selalu menyombongkan amalnya, sementara orang yang durhaka tadi datang dengan segenap dosa-dosanya namun ia merasa hina dihadapan Allah. Dikisahkan dari Ubban bin ‘Iyas, ia bekata suatu hari aku keluar menuju Basroh lalu aku melihat jenazah yang di angkat empat orang dan tidak ada orang lain yang menyertainya. Aku sangat heran sekali kenapa di dekat pasar sebesar Basroh ini jenazah seorang muslim tida...

Alhikam Maqolah 91

Alhikam Maqolah 91 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩١- رُبَّماَ فَتَحَ لكَ باَبَ الطَّاعةِ وَماَ فَتَحَ لكَ بَابَ القَبُولِ. وَرُبَّمَا قَضىَ عليكَ بالذ َّنْبِ فَكانَ سَبَباً فِي الوُصوُلِ "Terkadang Allah membukakan untukmu pintu ibadah, tetapi belum membukakan pintu kabul (penerimaan), sebagaimana adakalanya ditaqdirkan engkau melakukan dosa, tetapi menjadi sebab wushul (sampaimu) kepada Allah." --------++++++++ Taat itu terkadang dibarengi dengan penyakit hati yg bisa menghilangkan ikhlas, seperti ujub (bangga dengan amalnya dll.), sedangkan dosa itu terkadang di ikuti dengan merasa hina dirinya sendiri dan menganggap baik orang yg tidak melakukannya, dan menjadikan dia meminta ampun kepada Allah sehingga menjadi sebab Allah ampuni dosanya, dan bisa wushul kepada Allah. Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah Saw. Bersabda, “Demi Allah yg jiwaku ada di tanganNya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan singkirkan (mematikan) kamu, dan diganti dengan orang² yg...

Alhikam Maqolah 90

Alhikam Maqolah 90 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٩٠- اِنَّمَا يوُءَلِّمكَ المَنْعُ لِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فيهِ "Sebab sesungguhnya engkau merasakan pedihnya penolakan Allah kepadamu itu, karena engkau tidak mengerti hikmah rahmat Allah dalam penolakanNya. (tidak memberikan keinginan/harapanmu) itu." ------++++++++ Sebagian dari tanda memahami penolakan (tidak mengabulkan doa) dari Allah yaitu: 1. Kita bisa memahami bahwasanya Allah menghendaki kita menghadap kepada-Nya, selalu bergantung kepada-Nya, dan tanda dikasihi Allah, karena apabila Allah mencintai hamba-Nya maka hamba itu akan di jaga dari kesenangan dunia. 2. Kita bisa memahami bahwasanya Allah akan menapakkan kita ke jalan orang² yang dekat dengan Allah. Seperti kata Syaikh al-Fudhail dalam munajatnya : Ya Tuhanku, Engkau memberi lapar menemaniku dan keluargaku, dan Engkau tidak memberi pakaianku dan keluargaku, yg itu semua biasanya diperuntukkan untuk orang² pilihan, lalu kenapa aku bisa mendapatkan ke...

Alhikam Maqolah 89

Alhikam Maqolah 89 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٩- مَتَى أعْطاكَ أَشْهدََكَ برَّهُ. وَمَتَى مَنَعَكَ أَشْهدََكَ قهَرَهُ. فهَوُ فِي كلِّ ذَلِكَ مُتَعَرِّفٌّ إِلَيْكَ وَمُقْبِلٌ بوِجُودِ لُطْفِهِِ علَيْكَ. "Apabila Allah memberikan karunia kepadamu, maka Dia menunjukkan karuniaNya dan belas kasih-Nya, dan apabila Allah menolak pemberian-Nya atasmu, maka Dia menunjukkan kepadamu kekuatan-Nya, maka Dia dalam semua itu memperkenalkan sifatNya kepadamu. dan menghadapkanmu kepada kelembutan kasih sayangNya. Dan pemeliharaan Nya kepadamu." ---------++++++"+++ Kewajiban bagi setiap hamba harus mengenal Tuhannya, dengan segala sifat² kebesaran-Nya. Maka siapa yg tidak mau mengenal dengan sifat Mu'thi Wahhab (pemberi) maka ia harus mau mengenal dengan sifat Mani' (menolak), Muntaqim (membalas), Qohhar (memaksa). Tetapi apabila telah mengenal hikmah Rahmat Allah, maka terasa bahwa semua itu semata-mata anugerah dari Allah kepada hamba-Nya. Sufyan as-Tsauri bertemu d...

Al Hikam Maqolah 88

Alhikam Maqolah 88 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ٨٨- مَنْ عَبَدَهُ لِشَيْءٍ يَرْجُوْهُ مِنْهُ أوْ لِيَدْفَعَ بِطَاعَتِهِ وُرُوْدَ الْعُقُوْبَةِ عَنْهُ فَمَا قَامَ بِحَقِّ أَوْصَافِهِ. "Barang siapa menyembah Allah karena mengharap sesuatu, atau untuk menolak siksa atas dirinya, maka dia belum menunaikan kewajiban terhadap sifat sifat Allah." -------++++++++ Sebagai hamba Allah kita wajib menghamba dan beribadah hanya kepada-Nya, yg kita tuju juga hanya Allah, bukan karena pahala surga-Nya, atau siksa neraka-Nya. Allah telah menurunkan wahyu pada Nabi Dawud Dalam kitab zabur disebutkan: Tidak ada yang lebih dholim dari orang yang menyembah-Ku karena surga atau neraka, seandainya saya tidak membuat surga atau neraka, apa Saya (Alloh) tidak berhak untuk disembah? Rosululloh Saw. dawuh: Janganlah menjadi seorang hamba yang buruk ,jika takut , baru mau bekerja/beribadah. Dan jangan menjadi tukang yg buruk, jika tidak di bayar tidak bekerja. Sebab sebenarnya Anugerah All...

Alhikam Maqolah 86

Alhikam Maqolah 86 Syekh Ibnu Athoillah dawuh : ٨٦- كَفَى مِنْ جَزَائِهِ اِيَّاكَ عَلَى الطَّاعَةِ اَنْ رَضِيَكَ لَهَا اَهْلاً٠ " "Cukup Allah yang memberi pahala karena ketaatanmu, karena ia telah rida kepadamu sebagai ahli ibadah." ---------+++++++++ Inilah karunia besar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah. Hamba yang mendahulukan Allah swt dari kepentingan duniawinya. Selain itu, ketaatan kepada Allah dengan tulus dan tekun itu sendiri sudah menjadi suatu kenikmatan bagi si hamba,dan kenikmatan itulah pahala dan rahmat yang besar bagi si hamba yang saleh. Seorang hamba Allah yang saleh dan taqarrub kepada-Nya sudah menerima rahmat dari-Nya. Sebab, kalau tidak karena rahmat dan hidayah-Nya, tidak seorang pun yang dapat mengerjakan amal ibadah dengan tekun dan hati tulus ikhlas. Mereka mendapatkan kebahagiaan yang tak terhingga, seketika di saat mereka menjalani ibadah itu, tanpa menunggu balasan di akhirat.