semoga dengan kepemimpinan baru k.h said agil bisa membawa Nu kearah yang lebih baik dan dapat melanjutkan kiprah para pendiri NU kearah internasional.
Program internasionalisasi ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) NU akan tetap dilanjutkan oleh Ketua Umum PBNU terpilih hasil Muktamar ke-32 DR KH Said Aqil Siradj. Pasalnya, NU sudah go internasional sejak kepemimpinan Gus Dur yang dilanjutkan Hasyim Muzadi dengan ICIS.
“Kami akan lanjutkan program internasionalisasi NU,” terangnya dalam jumpa pers usai pemilihan di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sabtu (27/3).
Internasionalisasi ini, lanjutnya, sebagai upaya kongkret melepas kesan negatif terhadap Islam. Islam di dunia internasional masih sering dipahami sebagai teroris. Sehingga perlu sosialisasi yang intens, agar tidak terjadi salah tafsir.
Dia juga menjamin, kalau pesantren-pesantren NU yang berjumlah 14 ribu itu bukanlah sarang teroris. “Saya jamin, dari 14 ribu pesantren NU bukan sarang teroris,” tandasnya.
Berangkat dari semangat pesantren yang didalamnya penuh keanekaragaman pembelajaran yang menyangkut ahlaq, budaya, kemandirian, hukum dan lain-lain diyakini akan memantapkan kekuatan NU. “Namun demikian, perlu adanya revitalisasi pesantren,” tekadnya.
Lewat program kembali ke Pesantren, dia akan mengaktualisasikan kitab-kitab kuning pada kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Sehingga nilai-nilai jatidiri NU akan menguat. Apalagi sekarang NU dan bangsa Indonesia dihadapkan pada paham-paham Islam radikal dan teroris.
Program internasionalisasi ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) NU akan tetap dilanjutkan oleh Ketua Umum PBNU terpilih hasil Muktamar ke-32 DR KH Said Aqil Siradj. Pasalnya, NU sudah go internasional sejak kepemimpinan Gus Dur yang dilanjutkan Hasyim Muzadi dengan ICIS.
“Kami akan lanjutkan program internasionalisasi NU,” terangnya dalam jumpa pers usai pemilihan di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sabtu (27/3).
Internasionalisasi ini, lanjutnya, sebagai upaya kongkret melepas kesan negatif terhadap Islam. Islam di dunia internasional masih sering dipahami sebagai teroris. Sehingga perlu sosialisasi yang intens, agar tidak terjadi salah tafsir.
Dia juga menjamin, kalau pesantren-pesantren NU yang berjumlah 14 ribu itu bukanlah sarang teroris. “Saya jamin, dari 14 ribu pesantren NU bukan sarang teroris,” tandasnya.
Berangkat dari semangat pesantren yang didalamnya penuh keanekaragaman pembelajaran yang menyangkut ahlaq, budaya, kemandirian, hukum dan lain-lain diyakini akan memantapkan kekuatan NU. “Namun demikian, perlu adanya revitalisasi pesantren,” tekadnya.
Lewat program kembali ke Pesantren, dia akan mengaktualisasikan kitab-kitab kuning pada kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Sehingga nilai-nilai jatidiri NU akan menguat. Apalagi sekarang NU dan bangsa Indonesia dihadapkan pada paham-paham Islam radikal dan teroris.
Kita masih menunggu kiprah pak agil yg selama ini belum tampak jelas perannya, Bangsa sudah sangat rusak, masyarakat Nahdiyin diacak2 , pesantren dijauhi ummat... tempat strategis sudah diambil oelh org lain, sementara NU masih diam dan bermanis muka didepan semua orang dg slogan tasamuh, jalan tengah... Wah Mau dibawa kemana NU ini... atau dibiarin aja dilindas.. kemarin sudah disebut masyarakat marginal (walaupun para pimpinannya elite) besok apa lagi sebutan utk orang NU... kenapa ..? Karena kita tdk ada panutan lagi yg bener...
ReplyDelete