Alhikam Maqolah 146 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ١٤٦- مَطَالِعُ الْاَنْوَارِ اَلْقُلُوْبُ وَالْاَسْرَارُ. "Tempat terbitnya cahaya Ilahi adalah hati dan relung batin." -------+++++++ Hati dan sirr-nya para ‘Arifiin itu ibaratnya seperti langit yg menjadi tempat berjuta-juta bintang, bulan dan matahari. Seperti yg sudah diterangkan pada hikmah yg terdahulu bahwa nur yg keluar dari hati ‘Arifin itu lebih terang dibandingkan sinarnya bintang, bulan dan matahari. Sebagian ‘Arifin berkata: “Andaikan Allah membuka Nur hatinya para waliyullah, niscaya cahaya matahari, bulan akan suram (kalah). Sebab cahaya matahari dan bulan bisa tenggelam dan gerhana, sedangkan Nur hati para wali itu tidak bisa tenggelam dan gerhana.” Dalam hadits qudsi, Rasulullah Saw. bersabda, firman Allah Ta’ala: “Tidak cukup untuk-Ku bumi dan langit-Ku, tetapi yg cukup bagi-Ku hanya hati hamba-Ku yg beriman.” Jadi kalau kita tidak mengetahui nurnya ‘Arifin, itu bagian dari belas kasihnya Allah Ta’ala. Syaikh A...
Alhikam Maqolah 145 Syech Ibnu Athoillah dawuh : ١٤٥- رُبَّمَا اَفَادَكَ فِيْ ليْلِ الْقَبْضِ مَالَمْ تَسْتَفِدْهُ فِيْ إِشَْرَاقِ نَهَارِ الْبَسْطِ " لاَتَدْرُوْنَ اَيُّهُمْ اَقرَبُ لَكُمْ نَفْعًا " "Boleh jadi Allah memberimu manfaat pada saat malam kesempitan yg tidak kau dapatkan pada saat siang kelapangan. “Kalian tidak mengetahui mana yg lebih bermanfaat bagi kalian,” (QS. An-Nisa’ [4]: 11) ----------++++++++ Dalam hikmah yg lalu telah diterangkan tentang al-qobdhu dan al-basthu, bahwa orang yg diberi kesenangan/kelapangan (basth) yg nafsunya ikut mendapatkan bagiannya, yg terkadang menjadikan sebab terhijab dengan Allah. Berbeda ketika orang yg dalam kondisi susah, sedih hatinya, nafsunya akan lemah dan merasa sangat berhajat kepada Allah, yg menjadikan sebabnya Allah memberikan suatu kenikmatan yg hakiki, yaitu ilmu dan ma’rifat. Sebagaimana diterangkan lagi pada hikmah ini. Sehingga orang² ‘Arif lebih memilih keadaan qobdh daripada basth. Tapi pada umumnya m...